Beranda | Artikel
Allah Merahmati Orang Yang Mengetahui Dirinya - Khutbah Jumat (Ustadz Badrusalam, Lc.)
Jumat, 17 Maret 2017

Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Yahya Badrusalam

Allah Merahmati Orang Yang Mengetahui Dirinya – Khutbah Jumat (Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc.). Khutbah Jumat ini disampaikan di Masjid Al-Barkah, Komplek Rodja, Kp. Tengah, Cileungsi, Bogor. Mari kita simak dan download khutbah Jumat ini, semoga bermanfaat.


Ringkasan Allah Merahmati Orang Yang Mengetahui Dirinya – Khutbah Jumat (Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc.)

Senantiasa kita memuji dan memuja Allah subhanahu wa ta’ala atas limpaham nikmat yang Allah karuniakan kepada kita. Terutama nikmat Islam dan nikmat Iman. Dua nikmat yang sangat besar yang Allah berikan kepada hamba-hambaNya.

Umar bin Abdul Aziz seorang khalifah. Diriwayatkan bahwa beliau pernah menulis sebuah surat yang sangat agung sekali. Dalam surat tersebut ada sebuah kata-kata yang sangat menarik sekali. Beliau mengatakan, “Semoga Allah merahmati seseorang yang tahu siapa dirinya”.

Dalam ucapan Umar bin Abdul Aziz di atas apabila kita renungi, sungguh ucapan yang berhak ditulis dengan tinta emas. Seorang manusia yang tahu bahwa dirinya adalah manusia yang diciptakan, dirinya adalah hamba Allah, dirinya adalah manusia yang lemah yang membutuhkan kepada karunia Allah, membutuhkan rejeki Allah, membutuhkan rahmat dan kasih sayangNya. Maka ketika dia tahu siapa dirinya, dia akan tahu apa yang harus dia lakukan kepada Rabbnya. Yaitu senantiasa berdo’a kepadaNya, senantiasa beribadah kepadaNya, senantiasa menggantungkan pengharapan kepadaNya. Itulah ketika seorang manusia sadar bahwa dirinya adalah hamba yang lemah. Allah berfirman:

وَخُلِقَ الإِنسَانُ ضَعِيفاً

Karena manusia diciptakan (bersifat) lemah.” (QS. An-Nisa’ [4] :28)

Kalau bukan karena Allah yang memberikan kepada dia berbagai macam kenikmatan, kalau bukan karena Allah yang memberikan kekuatan dan hidayah kepada dia. Dia pasti akan tersesat.

Seorang hamba yang tahu siapa dirinya, bahwasannya dia makhluk yang lemah, dia pasti akan berusaha untuk beribadah hanya kepada penciptanya saja. Allah berfirman:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ ﴿٢١﴾

“Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa,” (QS. Al-Baqarah [2] :21)

Seorang hamba yang sadar siapa dirinya dan mengetahui bagaimana kedudukan dirinya serta kemampuannya, diapun tahu harus menempatkan kedudukannya. Seseorang yang sadar bahwa dirinya adalah orang yang bodoh dari keilmuan, dia akan berusaha menuntut ilmu. Sedangkan orang yang tidak sadar bahwa dirinya bodoh, dia tidak akan menuntut ilmu. Bahkan dia tidak akan pernah merasakan akan sakitnya kebodohan. Dia selalu merasa dirinya pintar dan berilmu. Padahal sebetulnya ia dirundung kebodohan.

Kenapa hal di atas terjadi? Karena ia tidak sadar siapa dirinya. Dia tidak pernah mengukur kemampuan dirinya. Sesungguhnya orang yang tidak tahu siapa dirinya dan dia tidak tahu bahwa dirinya adalah makhluk, dia akan sombong kepada Allah, sombong kepada perintah-perintah Allah, lalu ia pun tertipu dengan kehidupan dunia dan ia menjadi hamba yang sulit menjadi hamba yang sulit tunduk kepadaNya.

Maka betapa indahnya ucapan Umar bin Abdul Aziz di atas. “Semoga Allah merahmati orang yang tahu siapa dirinya“. Seorang penuntut ilmu yang tahu bahwa dirinya adalah penuntut ilmu, maka dia akan menempatkan posisinya sebagai penuntut ilmu, bukan sebagai seorang ustadz ataupun muallim. Seorang ustadz, seorang muallim yang tahu bahwa dirinya adalah seorang ustadz yang harus mengemban amanah menyampaikan ilmu, maka dia akan berusaha menyampaikan dengan penuh amanah. Hal itu semua karena dia tahu bahwa itu semua adalah amanah dari Allah subhanahu wa ta’ala. Demikian pula setiap orang yang tahu dengan kondisi dirinya dan bisa mengukur kemampuan dirinya, maka ia pun akan menjadi hamba yang tidak pernah dzalim. Dia akan letakan dan tempatkan dirinya pada tempatnya yang telah Allah berikan kepada dia.

Wahai umat Islam, sadarilah siapa diri kita agar kita ingat bahwa kita adalah makhluk yang lemah. Sehingga dengan itu, kita akan menjadi hamba yang sejati yang betul-betul menghambakan diri kita kepada pencipta alam semesta. Apabila kita tidak pernah bisa sadar dan disadarkan oleh ayat-ayat Allah, maka apalagi yang bisa menyadarkan kita?

Khutbah Kedua Menjaga Shalat dan Lisan – Khutbah Jumat (Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc.) Menit ke – 07:23

Soseorang yang lupa siapa dirinya adalah akibat dari dia lupa siapa penciptanya. Allah berfirman:

وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ نَسُوا اللَّـهَ فَأَنسَاهُمْ أَنفُسَهُمْ ۚ أُولَـٰئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ ﴿١٩﴾

Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik.” (QS. Al-Hashr [59] :19)

Lihatlah ayat yang di atas, ketika mereka telah lupa kepada Allah, ketika mereka telah lupa kepada pencipta yang telah memberikan rejeki kepada dirinya, maka dia akan lupa kepada dirinya. Kemudian mereka akan berbuat maksiat dan keburukan. Padahal kemaksiatan dan keburukan itu merusak badan dan agamanya sendiri bahkan merusak dunia dan akhiratnya. Sehingga ia tidak sadar kalau keburukan yang dia lakukan itu ternyata merugikan dirinya sendiri. Hal itu semua karena dia lupa kepada dirinya sendiri, lupa kepada perintah-perintah Allah. Sehingga akhirnya dia tidak peduli apakah perbuatannya itu menguntungkan akhirat dan agamanya atau tidak. Yang dia fikirkan adalah hawa nafsunya.

Ketika seorang hamba sadar siapa dirinya dan diapun ingat dengan Allah subhanahu wa ta’ala, Allah pun akan ingat kepada hamba tersebut. Seorang hamba akan selalu berusaha untuk memperbaiki agamanya, memperbaiki hidupnya, memperbaiki akhlaknya, memperbaiki ibadahnya, aqidahnya, muamalahnya, hal ini karena dia ingat dengan Allah subhanahu wa ta’ala. Sebaliknya, siapapun yang lupa kepada Allah, Allah akan jadikan setan sebagai teman dekatnya. Allah berfirman:

Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah (Al Quran), kami adakan baginya syaitan (yang menyesatkan) maka syaitan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya.” (QS. Az-Zukruf [43] :36)

Dengarkan dan Download Allah Merahmati Orang Yang Mengetahui Dirinya – Khutbah Jumat (Ustadz Badrusalam, Lc.)

Jangan lupa untuk ikut membagikan link download khutbah Jum’at ini, kepada saudara Muslimin kita baik itu melalui Facebook, Twitter, atau Google+ Anda. Semoga Allah membalas kebaikan Anda.


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/29487-allah-merahmati-orang-yang-mengetahui-dirinya-khutbah-jumat-ustadz-badrusalam-lc-2/